![]() |
sumber : mozaikislam.org |
Kepercayaan
diri adalah hal yang sangat penting yang harus di miliki oleh anak karena
kepercayaan diri bagaimana cara anak untuk memiliki gambaran dirinya yang
positif yang di bangun oleh anak melalui pengalamannya sehari-hari sehingga
anak berani tampil.
Percaya diri
pada anak usia dini
menurut Aprianti (2013:63) adalah dimana anak berani melakukan sesuatu hal yang baik bagi dirinya sesuai dengan pengetahuan
dan kemampuan diri.
Pada anak
usia 5 tahun umum nya mereka senang sekali tampil mengingat pada usia
tersebut menjadi pusat perhatian adalah hal menyenangkan bagi anak seusia
mereka karena akan mendapat tanggapan positif dari orang di sekeliling nya yang membuat anak akan semakin percaya diri
dan berani tampil. Akan tetapi Memang tidak semua anak memiliki keberanian
untuk tampil,keberanian tampil pada anak akan terganggu jika anak mengalami
kejadian yang membuat anak merasa tidak percaya diri dan menilai negatif
dirinya atau menganggap dirinya tidak mampu melakukan segala sesuatu untuk
berani tampil di depan banyak orang.
Seorang
Anak perempuan usia 5 tahun yang tidak berani tampil di hadapan orang banyak di
karenakan kurang memiliki rasa percaya diri, untuk menjaga kerahasiaan subjek
digunakan nama inisial “AM” , AM adalah
anak yang dilatar belakangi keluarga yang berkecukupan karena kedua orang
tuanya berkerja, ayah nya seorang pegawai kantoran, ibunya memiliki bisnis
online,sehingga apa yang AM ingin kan selalu terpenuhi karena orangtuanya
berfikiran agar anak nya senang di dalam rumah mulai dari
mainan,makanan,pakaian dan lain sebagainya selalu terpenuhi,AM memiliki seorang
kakak perempuan yang usianya berbeda 6 tahun lumayan jauh jarak usia AM dan
kakak nya, sehingga AM selalu bermain sendiri AM juga anak yang sulit untuk
bersosialisasi ketika ada orang datang kerumahnya dia lebih memilih untuk
bermain sendiri di banding bermain dengan teman sebaya nya. AM juga anak yang
cukup pendiam, ketika orang menanya kan usia,nama,dan lain-lain AM akan memilih
tidak mau menjawab pertanyaan orang.
Akan tetapi menurut (Haydar, Avcu
&Isiclar, 2010) Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan
bahwa percaya diri perlu dikembangkan sejak dini. Hal ini sejalan dengan Studi
Yoruku yang meneliti
bahwa selama periode bermain (Lahir-2 tahun), anak menunjukkan kebebasan
dan kreativitasnya. Pada
periode ini, persahabatan mengembangkan anak dalam belajar
tentang pentingnya hubungan sosial. Selain itu dalam periode ini, hubungan anak
dengan teman- temannya memiliki dampak besar pada perkembangan sosialnya. Anak-anak yang tidak menghabiskan cukup waktu dengan teman-
temannya akan cenderung malu dan mudah untuk curiga, apabila hal
ini dibiarkan anak akan menjadi
kurang percaya diri.
Menurut Lindenfield (1997), tahapan percaya diri anak usia 5-6 tahun yakni
mencoba menguasai lingkungan dan mempertahankan diri
menguji ingatan
baru dan keterampilan
pemahaman, bereksperimen
dengan peran gender, berlaku aktif dan
mulai mencari teman.
Rasa
percaya diri
anak sangat dipengaruhi bagaimana orangtua
ataupun pendidik dalam menumbuhkan rasa tersebut. Ketika anak dari kecil sudah di biasakan untuk
tampil, tidak banyak larangan,
motivasi, dan banyak kesempatan, maka anak akan tumbuh dengan rasa percaya diri yang tinggi, tetapi sebaliknya ketika anak
tidak
diberikan kesempatan, selalu
banyak
larangan, dan kurang motivasi, maka
anak akan tumbuh dengan rasa percaya diri yang kurang, sosialisai dengan
orang lain pun sedikit sulit
Menurut teori
Lauster (2002) orang yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi pada
umumnya mudah bergaul secara fleksibel, mempunyai toleransi yang cukup baik,
bersikap positif, dan tidak mudah terpengaruh orang lain dalam bertindak serta
mampu menentukan langkahlangkah dalam menyelesaikan suatu masalah. Tipe-tipe
orang yang mempunyai rasa percaya
diri tinggi akan
terlihat lebih tenang,
tidak merasa takut, dan mampu
memperlihatkan kepercayaan dirinya setiap saat. Selain itu, orang yang
mempunyai rasa percaya diri yang besar, dia yakin dengan kemampuan yang dia
miliki, sehingga dia percaya bahwa dia bisa melakukan suatu hal dengan segala
kemampuan yang dia miliki.
Menurut Dirjen PAUDNI (2012) terdapat sembilan indikator nilai percaya
diri, yaitu 1) berani menyatakan
pendapatnya; 2) berani bertanya
dan
menjawab pertanyaan; 3) bangga
dengan dirinya; 4) berani melakukan
sesuatu tanpa bantuan; 5) berani mencoba hal yang baru;
6)
mau
melakukan tantangan dan tidak mudah menyerah;7) berani
mempertahankan apa yang
dipahami; 8) ingin tampil menjadi juara; 9) bangga terhadap hasil karya.
Faktor
Penyebab Kurangnya Rasa Percaya Diri
Faktor-faktor yang menyebabkan AM memiliki sikap dan tindakan yang
tidak seperti siswa lainnya. Perilaku
AM yang tidak berani
tampil terbentuk dari pola asuh dan pendidikan keluarganya yang
selalu melayani dan menyediakan kebutuhan,
mengkritik apa yang di buat AM sehingga dia tidak memiliki keberanian
atau melaksanakan sesuatu.
Perlakuan
keluarganya mempengaruhi perkembangan AM ,
mereka tidak menyadari bahwa tindakannya
tidak menjadikan
lebih baik malah sebaliknya
menjadikan
dia kehilangan rasa percaya diri.
Untuk keberhasilan
seseorang
baik itu dalam hal berprestasi, bersosialisasi atau pergaulan senantiasa memerlukan rasa percaya diri.
Sikap
orang tua. Pola asuh keluarga yang otoriter menyebabkan anak merasa tertekan.
Orang tua AM menuntut dia berhasil dalam segala hal, sehingga apabila AM
mengalami kegagalan hal ini membuatnya merasa bersalah, putus asa dan krisis
percaya diri. AM menganggap di dalam keluarga tidak ada kebebasan bertindak dan
berpikir, tekanan mempengaruhi perkembangannya. Selain itu, ketidakharmonisan
dalam keluarga AM, membuat dia tidak bisa berbuat apa-apa, sehingga dimanapun
berada merasa rendah diri.
Faktor
Penyebab lainnya ialah :
·
Terabaikan.
Anak-anak
yang tumbuh tanpa mendapatkan cinta dan kasih sayang yang cukup akan merasa
terabaikan dan bersikap acuh tak acuh saat mereka dewasa. Mereka akan merasa
kesulitan untuk mempercayai dan bergaul orang lain.
·
Kritik yang berlebihan.
Saat seorang
anak terus menerus diingatkan bahwa dia nakal, itu akan membuatnya menjadi
depresi dan hilang percaya diri. Kejadian-kejadian seperti ini akan menyebabkan
dirinya merasa tidak berharga, membuatnya menjadi pesimis, dan enggan untuk
melakukan sesuatu yang positif.
·
Pengaruh dari orang tua dan keluarga.
Orang tua cenderung utuk
mempengaruhi anaknya dengan merefleksikan mimpi-mimpi mereka yang tidak
terpenuhi. Mereka membuat kesalahan dalam memilih karir sehingga ketidak
bahagiaan tersebut mempengaruhi anak-anaknya.
·
Pengalaman negatif.
Kurangnya rasa percaya diri
terkadang disebabkan oleh pengalaman yang negatif. Anak-anak cenderung untuk
meniru hal-hal negatif disekitarnya. Orang dewasa juga terkadang suka
ikut-ikutan melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang membahayakan rasa
percaya dirinya.
Mengembangkan
Rasa Percaya Diri pada Anak melalui Metode Sosiodrama
Willis (2013:111) mengemukakan manfaat metode psikodrama dan sosiodrama
adalah “untuk melatih anak didik untuk bekerjasama dengan teman lain, melatih
keberanian dan percaya diri karena suatu drama ditentukan oleh faktor dari anak
didik”.
Sosiodrama
merupakan metode mengajar dengan cara mempertunjukkan kepada
siswa
tentang masalah-masalah hubungan sosial, untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu.
Masalah hubungan sosial tersebut didramatisasikan
oleh siswa dibawah pimpinan guru. Melalui metode ini guru ingin mengajarkan
cara-cara bertingkah laku dalam hubungan
antara sesama, anak yang kurang
percaya diri dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya.
Kelebihan
Metode Sosiodrama
1. Dapat mengembangkan
kreatifitas siswa
(dengan
peran
yang dimainkan siswa dapat berfantasi).
2. Memupuk
kerjasama antara siswa.
3. Anak saling berkomunikasi
4. Menumbuhkan
bakat siswa dalam seni drama.
5. Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati
sendiri.
6.
Merupakan alat yang
baik untuk melibatkan
orang dalam suatu kegiatan dan membuat mereka merasa
menjadi bagian dari kelompok
7.
Permainan drama dapat digunakan secara efektif untu memberikan alasan/maksud, atau sudut
pandangan khusus dengan cara yang tidak langsung,lembut dalam situasi
yang
mungkin
menyebabkan penolakan jika Pendekatan langsung dilakukan.
Lie (2003) memberikan alternatif bagi orang
tua, guru dalam mengembangkan kepercayaan diri pada anak adalah:
1. Belajar untuk bisa menghargai kemampuan anak
2. Banyak memberikan kesempatan pada anak
3. Menjadi orang tua yang memiliki pola asuh yang demokratis
4.Memberikan motivasi pada anak berupa reward.
Daftar
Referensi
https://dosenpsikologi.com/fakta-kepribadian-anak-usia-4-tahun
http://abufarhanalir.blogspot.co.id/2012/05/kepercayaan-diri-self-confidence.html
http://etheses.uin-malang.ac.id
https://dosenpsikologi.com/teori-kepercayaan-diri
http://etd.unsyiah.ac.id/baca/index.php?id=39096&page=16
https://media.neliti.com/media/publications/190872-ID-peranan-guru-dalam-mengatasi-anak-pemalu.pdf
journal.ummgl.ac.id