"DI BLOG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI"
RSS

Kamis, 24 Mei 2018

PROFIL KEPRIBADIAN ANAK TIDAK PERCAYA DIRI USIA 5 TAHUN

   sumber : mozaikislam.org
                    

Kepercayaan diri adalah hal yang sangat penting yang harus di miliki oleh anak karena kepercayaan diri bagaimana cara anak untuk memiliki gambaran dirinya yang positif yang di bangun oleh anak melalui pengalamannya sehari-hari sehingga anak berani tampil.
Percaya  diri  pada  anak  usia  dini  menurut  Aprianti  (2013:63)  adalah dimana anak berani melakukan sesuatu hal yang baik bagi dirinya sesuai dengan pengetahuan  dan  kemampuan diri. 
Pada anak usia 5 tahun umum nya mereka senang sekali tampil mengingat pada usia tersebut menjadi pusat perhatian adalah hal menyenangkan bagi anak seusia mereka karena akan mendapat tanggapan positif dari orang di sekeliling nya  yang membuat anak akan semakin percaya diri dan berani tampil. Akan tetapi Memang tidak semua anak memiliki keberanian untuk tampil,keberanian tampil pada anak akan terganggu jika anak mengalami kejadian yang membuat anak merasa tidak percaya diri dan menilai negatif dirinya atau menganggap dirinya tidak mampu melakukan segala sesuatu untuk berani tampil di depan banyak orang. 

            Seorang Anak perempuan usia 5 tahun yang tidak berani tampil di hadapan orang banyak di karenakan kurang memiliki rasa percaya diri, untuk menjaga kerahasiaan subjek digunakan nama inisial “AM”  , AM adalah anak yang dilatar belakangi keluarga yang berkecukupan karena kedua orang tuanya berkerja, ayah nya seorang pegawai kantoran, ibunya memiliki bisnis online,sehingga apa yang AM ingin kan selalu terpenuhi karena orangtuanya berfikiran agar anak nya senang di dalam rumah mulai dari mainan,makanan,pakaian dan lain sebagainya selalu terpenuhi,AM memiliki seorang kakak perempuan yang usianya berbeda 6 tahun lumayan jauh jarak usia AM dan kakak nya, sehingga AM selalu bermain sendiri AM juga anak yang sulit untuk bersosialisasi ketika ada orang datang kerumahnya dia lebih memilih untuk bermain sendiri di banding bermain dengan teman sebaya nya. AM juga anak yang cukup pendiam, ketika orang menanya kan usia,nama,dan lain-lain AM akan memilih tidak mau menjawab pertanyaan orang.

Akan tetapi menurut (Haydar,  Avcu  &Isiclar,  2010)  Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa percaya diri perlu dikembangkan sejak dini. Hal ini sejalan dengan Studi Yoruku  yang  meneliti  bahwa selama periode bermain (Lahir-2 tahun), anak menunjukkan kebebasan dan  kreativitasnya.  Pada  periode  ini,  persahabatan mengembangkan anak dalam belajar tentang pentingnya hubungan sosial. Selain itu dalam periode ini, hubungan anak dengan teman- temannya memiliki dampak besar pada perkembangan sosialnya. Anak-anak yang tidak menghabiskan cukup waktu dengan teman- temannya akan cenderung malu dan mudah untuk curiga, apabila hal ini dibiarkan anak akan menjadi kurang percaya diri.
Menurut Lindenfield (1997), tahapan percaya diri anak usia 5-6 tahun yakni mencoba menguasai lingkungan dan mempertahankan diri menguji  ingatan  baru  dan  keterampilan  pemahaman,  bereksperimen dengan  peran  gender,  berlaku  aktif  dan  mulai  mencari  teman.  Rasa percaya   diri   anak   sangat   dipengaruhi   bagaimana   orangtua   ataupun pendidik dalam  menumbuhkan rasa tersebut. Ketika anak dari kecil sudah di biasakan untuk tampil, tidak banyak larangan, motivasi, dan banyak kesempatan, maka anak akan tumbuh dengan rasa percaya diri yang tinggi, tetapi sebaliknya ketika anak tidak diberikan kesempatan, selalu banyak larangan, dan kurang motivasi, maka anak akan tumbuh dengan rasa percaya diri yang kurang, sosialisai dengan orang lain pun sedikit sulit
Menurut teori Lauster (2002) orang yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi pada umumnya mudah bergaul secara fleksibel, mempunyai toleransi yang cukup baik, bersikap positif, dan tidak mudah terpengaruh orang lain dalam bertindak serta mampu menentukan langkahlangkah dalam menyelesaikan suatu masalah. Tipe-tipe orang yang mempunyai  rasa  percaya  diri  tinggi  akan  terlihat  lebih  tenang,  tidak merasa takut, dan   mampu memperlihatkan kepercayaan dirinya setiap saat. Selain itu, orang yang mempunyai rasa percaya diri yang besar, dia yakin dengan kemampuan yang dia miliki, sehingga dia percaya bahwa dia bisa melakukan suatu hal dengan segala kemampuan yang dia miliki.
Menurut Dirjen PAUDNI (2012) terdapat sembilan indikator nilai percaya diri, yaitu 1) berani menyatakan  pendapatnya; 2) berani bertanya dan menjawab pertanyaan; 3) bangga dengan dirinya; 4) berani melakukan sesuatu  tanpa  bantuan;  5)  berani  mencoba  hal  yang  baru;  6)  mau melakukan tantangan dan tidak mudah menyerah;7) berani mempertahankan apa yang dipahami; 8) ingin tampil menjadi juara; 9) bangga terhadap hasil karya.

Faktor Penyebab Kurangnya Rasa Percaya Diri
Faktor-faktor yang menyebabkan AM memiliki sikap dan tindakan yang tidak seperti siswa lainnya. Perilaku AM yang tidak berani tampil terbentuk dari pola asuh dan pendidikan keluarganya yang selalu melayani dan menyediakan kebutuhan, mengkritik apa yang di buat AM sehingga dia tidak memiliki keberanian atau melaksanakan sesuatu.
Perlakuan keluarganya mempengaruhi perkembangan AM , mereka tidak   menyadari   bahwa   tindakannya   tidak   menjadikan   lebih   baik   malah sebaliknya menjadikan dia kehilangan rasa percaya diri. Untuk keberhasilan seseorang baik itu dalam hal berprestasi, bersosialisasi atau pergaulan senantiasa memerlukan rasa percaya diri.
  Sikap orang tua. Pola asuh keluarga yang otoriter menyebabkan anak merasa tertekan. Orang tua AM menuntut dia berhasil dalam segala hal, sehingga apabila AM mengalami kegagalan hal ini membuatnya merasa bersalah, putus asa dan krisis percaya diri. AM menganggap di dalam keluarga tidak ada kebebasan bertindak dan berpikir, tekanan mempengaruhi perkembangannya. Selain itu, ketidakharmonisan dalam keluarga AM, membuat dia tidak bisa berbuat apa-apa, sehingga dimanapun berada merasa rendah diri.

Faktor Penyebab lainnya ialah :
·         Terabaikan.
Anak-anak yang tumbuh tanpa mendapatkan cinta dan kasih sayang yang cukup akan merasa terabaikan dan bersikap acuh tak acuh saat mereka dewasa. Mereka akan merasa kesulitan untuk mempercayai dan bergaul orang lain.
·         Kritik yang berlebihan.
Saat seorang anak terus menerus diingatkan bahwa dia nakal, itu akan membuatnya menjadi depresi dan hilang percaya diri. Kejadian-kejadian seperti ini akan menyebabkan dirinya merasa tidak berharga, membuatnya menjadi pesimis, dan enggan untuk melakukan sesuatu yang positif.
·         Pengaruh dari orang tua dan keluarga.
Orang tua cenderung utuk mempengaruhi anaknya dengan merefleksikan mimpi-mimpi mereka yang tidak terpenuhi. Mereka membuat kesalahan dalam memilih karir sehingga ketidak bahagiaan tersebut mempengaruhi anak-anaknya.
·         Pengalaman negatif.
Kurangnya rasa percaya diri terkadang disebabkan oleh pengalaman yang negatif. Anak-anak cenderung untuk meniru hal-hal negatif disekitarnya. Orang dewasa juga terkadang suka ikut-ikutan melakukan aktivitas-aktivitas tertentu yang membahayakan rasa percaya dirinya.


Mengembangkan Rasa Percaya Diri pada Anak melalui Metode Sosiodrama
Willis (2013:111) mengemukakan manfaat metode psikodrama dan sosiodrama adalah “untuk melatih anak didik untuk bekerjasama dengan teman lain, melatih keberanian dan percaya diri karena suatu drama ditentukan oleh faktor dari anak didik”.
Sosiodrama merupakan metode mengajar dengan cara mempertunjukkan   kepada   siswa   tentang   masalah-masalah   hubungan sosial, untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Masalah hubungan sosial tersebut didramatisasikan oleh siswa dibawah pimpinan guru. Melalui metode ini guru ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku dalam hubungan antara sesama, anak yang kurang percaya diri dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya.
Kelebihan Metode Sosiodrama
1.    Dapat   mengembangkan   kreatifitas   siswa   (dengan   peran   yang dimainkan siswa dapat berfantasi).
2.    Memupuk kerjasama antara siswa.
3.    Anak saling berkomunikasi
4.    Menumbuhkan bakat siswa dalam seni drama.
5.    Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
6.   Merupakan  alat  yang  baik  untuk  melibatkan  orang  dalam  suatu kegiatan dan membuat mereka merasa menjadi bagian dari kelompok
7.   Permainan  drama dapat digunakan secara  efektif  untu memberikan alasan/maksud, atau sudut pandangan khusus dengan cara yang tidak langsung,lembut   dalam   situasi   yang   mungkin  menyebabkan penolakan jika Pendekatan langsung dilakukan.

Lie (2003) memberikan alternatif bagi orang tua, guru dalam mengembangkan kepercayaan diri pada anak adalah:
1. Belajar untuk bisa menghargai kemampuan anak
2. Banyak memberikan kesempatan pada anak
3. Menjadi orang tua yang memiliki pola asuh yang   demokratis
    4.Memberikan motivasi pada anak berupa reward.


Daftar Referensi
https://dosenpsikologi.com/fakta-kepribadian-anak-usia-4-tahun
http://abufarhanalir.blogspot.co.id/2012/05/kepercayaan-diri-self-confidence.html
http://etheses.uin-malang.ac.id
https://dosenpsikologi.com/teori-kepercayaan-diri
http://etd.unsyiah.ac.id/baca/index.php?id=39096&page=16
https://media.neliti.com/media/publications/190872-ID-peranan-guru-dalam-mengatasi-anak-pemalu.pdf
journal.ummgl.ac.id